Oleh : Fadli Maulana A
Di
era milenial ini memang dunia mulai berubah dari segi teknologi dan ilmu
pengetahuan ataupun kualitas manusia. Di era milenial ini pun banyak problema -
problema yang menghambat maupun mendorong manusia dalam mengembangkan potensinya, meski di era milenial ini teknologi semakin
canggih dan banyak menciptakan manusia yang berkualitas. Namun perlu di garis bawahi, bahwasanya di
era milenial ini mirisnya banyak dari manusia (siswa) terkikis moralnya. Manusia itu tak hanya
tinggi intelektualnya namun juga tinggi moralitasnya, guna tidak ada yang
terbesit sedikit pun di hatinya untuk merendahkan orang lain. Tujuan ideal
pendidikan tak hanya menjadikan siswa cerdas namun juga menjadikan siswa
bermoral sehingga memiliki kepribadian yang lebih baik.
Sedikit
menyinggung tentang moral, etika dan bahkan akhlak, mungkin terbesit dalam
benak kita " Apa sih maksud dari moral itu? Mengapa manusia harus
bermoral? ". Alangkah baiknya kita mengerti dahulu definisi moral agar
kita bisa menerapkannya. Moral
adalah pengetahuan yang menyangkut budi pekerti manusia yang beradab dan moral
juga bisa berarti uraian (pandangan) dalam perbuatan ataupun kelakuan yang
baik. Oleh karena itu, bisa kita tarik
jawaban mengapa kita harus bermoral? Pertama, kita hidup dalam masyarakat yang
semakin pluralistik. Perlu kesatuan tatanan yang normatif. Kedua, kita hidup
dalam masa transformasi masyarakat yang sangat cepat. Dalam tranformasi
ekonomi, budaya, sosial dan intelektual. Dalam situasi ini, moral membantu kita
agar jangan kehilangan orientasi dan dapat membedakan antara yang hakiki.
Sehingga terbentuk perkataan "Jika kita ingin dihargai maka hargailah
orang lain".
Banyak
Studi kasus di luar sana yang menggambarkan bahwa siswa era milenial saat ini terkikis moralitasnya.
Contoh yang sedang viral pada saat ini ialah
kasus terkikisnya moral siswa di SMK NU 03 Kliwung-Kendal, jika kita amati
video yang tersebar luas di
medsos tentang perlakuan siswa di kendal dalam menghormati gurunya. Akan
terbesit dalam benak kita " Kok begini kok begitu", sangat lah miris
moralitas siswa di era milenial ini, seharusnya guru itu di hargai, dihormati.
Bagaimana mau berkualitas siswa tersebut, jika dalam menghargai ataupun
menghormati orang lain pun tidak mampu.
Bisa
ditarik kesimpulkan pada hal ini
pendidikan moral sangatlah penting diajarkan pada anak-anak sejak dini, guna
menciptakan akhlak yang baik dan mampu mengetahui perbuatan yang baik maupun
perbuatan yang tidak baik. Pendidikan moral tak hanya diajarkan dalam sekolah
namun lebih efektif lagi bila pendidikan moral di pupuk mulai dari keluarga.
Jadi setiap keluarga, terutama orang tua bisa memberikan pendidikan moral
kepada anak-anak nya. Setiap anak pasti akan mencontoh perbuatan orang tuanya,
jadi ketika sang orang tua melakukan perbuatan yang bagus maka sang anak akan
mencontoh perbuatan tersebut dan sebaliknya ketika sang orang tua melakukan
perbuatan yang tidak baik maka sang anak pun mencontoh perbuatan tersebut. Oleh sebab itu,
orang tua harus menjadi panutan dalam berbagai hal agar anak mampu meniru hal
yang baik juga dari keluarganya, karena karakteristik anak usia dini adalah
peniru yang baik.
Di zaman sekarang pergaulan bebas
sangatlah memprihatinkan sehingga orang tua harus mengawasi dan mendidik
anaknya agar tidak terjerumus dalam pergaulan tersebut. Cara mendidik
anak yang baik dan tepat adalah dengan menempatkan deri sebagai teman anak,
berusaha mendengar pikiran, isi hatu dan harapan anak, supaya anak tersebut
merasa nyaman dan dapat berkomunikasi dengan baik tanpa adanya hambatan dengan
keluarga dan orang tua. Dengan begitu anak tidak akan terjerumus dalam
lingkungan yang membahayakan moralitas anak tersebut.
Jika
kita bandingkan dengan perilaku siswa pada zaman dulu dengan siswa
pada zamam sekarang
maka sangatlah
berbeda. Memang pada zaman dahulu teknologi belum secanggih sekarang tapi
kualitas manusianya mampu menyaingi era sekarang. Contoh nya saja pada zaman
dahulu siswa-siswa lebih patuh
dan menghormati gurunya, bahkan ketika guru datang ke kelas yang tadinya kelas
ramai seketika itu menjadi hening guna menghargai sang pendidik, karena mereka menganggap
pendidik tersebut adalah orang tua sehingga sangat menghormatinya, meskipun guru
tersebut kadang keras. Sedang siswa
pada era sekarang kurang adanya rasa hormat dan patuh terhadap guru bahkan
cenderung berani, ketika dinasehati tidak langsung mendengar bahkan sering
sekali membantah ucapan sang guru. Karena menganggap guru sebagai teman bukan
orang tua, bahkan tak jarang ada siswa yang memanggil gurunya dengan gurauan. Bisa kita bandingkan
disini bahwasanya siswa pada zaman dulu lebih bermoral daripada siswa di era
sekarang. Seharusnya dengan
berkembangnya teknologi masa kini siswa harus lebih berkualitas, tak hanya
kualitas intelektualnya saja namun kualitas moralnya pun dijaga. Jangan hanya
gara-gara perkembangan teknologi, kualitas moral siswa malah terkikis. Memang
banyak sebab yang menangkal moralitas siswa pada era sekarang, contohnya
lingkungan sekitar itu mampu mempengaruhi kualitas moral siswa.
Comments
Post a Comment